Kamis, 31 Juli 2008

Pemimpin Joss

Pemuda dan segala aktifitasnya adalah aset setiap bangsa. Dengan semangat perubahan yang meledak-ledak dan energi besar yang mampu menggerakkan orang-orang sekitar menyebabkan pemuda menjadi tolak ukur masa depan suatu bangsa. Tak heran banyak pemimpin besar dunia sangat mementingkan peranan pemuda dalam mempengaruhi perjalanan sejarah bangsanya. Proses kaderisasi dengan membina mental pemuda agar mampu berpikir, berenergi dan berjiwa besar menjadi primadona gerakan dalam melanjutkan estafet kepemimpinan.

Indonesia semenjak masuk Orde Reformasi seakan membunyikan lonceng pertarungan yang erat antara kaum muda dan tua dalam mengisi kepemimpinan yang sekarang tidak hanya menjadi monopoli pihak tertentu. Dengan keberanian dan tekad bulat kaum muda yang siap melawan walaupun kadang tercibir dengan ucapan kurang pengalaman dan minimnya pendanaan. Namun euforia reformasi tetaplah milik pemuda karena semakin tahun mereka kaum tua akan semakin tua dan pada gilirannya kaum mudalah yang akan membuktikan keberhasilan kepemimpinannya.

Belajar dari sejarah Orde Baru dimana kepemimpinan puncak bagaikan kepemilikan monopoli membuat kiprah perjuangan pemuda untuk menunjukkan eksistensinya tertutup sudah. Tak heran setelah keran demokrasi kepemimpinan terbuka lebar dengan ditandai runtuhnya rezim Soeharto, berbondong-bondong generasi muda Era Soeharto mencalonkan diri menjadi Presiden RI untuk membuktikan sepak terjang kepemimpinannya. Bagaimana dengan kaum muda era Reformasi yang harus belajar cepat menyesuaikan diri mengisi era kepemimpinan saat ini yang penuh kompetisi? Akankah hanya menjadi penonton dan tidak menjadi apa-apa padahal situasi masa sangat terbuka untuk banyak belajar dan memacu diri? Atau malah terlena dengan candu modernitas yang membuat pemuda layu akan peran dan tajinya dalam melakukan suatu perubahan?

Pemuda adalah Pemimpin

Sejarah telah bercerita. Bukti pun terbuka untuk dibaca. Zaman pergerakan kemerdekaan pemuda adalah pemimpin. Deretan nama mulai Tan Malaka yang memimpin Partai Komunis berusia 24 tahun, Soekarno memimpin PNI-nya umur 26 tahun dan Sjahrir menjadi ketua Pendidikan Nasional Indonesia umur 26 tahun. Lalu di usia rentang 20-30 menjadi titik krusial pembuktian diri pemuda di masyarakat dengan organisasi-organisasi pengabdiannya.

Maka di era kebebasan berpolitik dan berorganisasi selayaknya pemuda berorganisasi dalam suatu wadah untuk memperjuangkan aspirasi tertentu. Dengannya tujuan lebih mudah tercapai dengan kekuatan kebersamaan. Aspirasi lebih nyaring karena berbasis komunitas. Dan menempa pula kepemimpinan muda dalam membuktikan keefektifan perjuangannya.

Jangan sampai pendapat dari sosiolog politik Yudi Latif bahwa kepemimpinan politik Indonesia yang mengalami pemampatan dalam alih generasi selama 30 tahun di Orde Baru terulang kembali (Gatra, 19 april 2007). Kepemimpinan harus teruji dalam organisasi, pengerahan massa, pembentukan opini, daya juang di masyarakat untuk bisa diterima sebagai cita-cita bersama. Makanya institusi pendidikan termasuk Perguruan Tinggi harus menjadi wadah eksperimen pemuda yang berstatus mahasiswa untuk bergerak di masyarakat. Jikalau, tidak maka oganisasi kepemudaan lainnya misal karang taruna pun bisa mengambil peran.

Dengan akses dan kesempatan pemuda untuk tampil memimpin walaupun ini bukan barang gratis yang diberi karena membutuhkan perjuangan, maka pemuda akan merasa tereksplorasi jiwa kepemimpinannya. Sebenarnya poin yang dibentuk disini adalah menumbuhakan karakteristik pemuda yang siap memimpin. Karakter ini jika merunut salah satu survey adalah sebagai berikut :

legiti1

Peduli kepada kepentingan rakyat memegang porsi tertinggi. Yang artinya pemuda harus selalu terjun, terlibat langsung, interaksi efektif dengan rakyat sehingga tahu apa yang rakyat mau. Ini akan menjadi modal besar bagi pemuda untuk melakukan apa yang mereka cita-citakan demi pengabdiannya kepada rakyat.

Pemuda dan Bangsa

Tahun 2002 Indonesia masuk dalam 59 negara gagal yang dibahas World Economic Forum dan Universitas Harvard. Ciri negara gagal, di antaranya angka kriminal dan kekerasan tinggi; korupsi meraja lela; miskinnya opini publik; serta tingginya suasana ketidakpastian (Meuthia Ganie-Rochman, Kompas, 4 Jan’08). Bersandar pada hal ini maka peran pemudalah untuk membuktikan bahwa sebutan tersebut tidak ada lagi. Penanaman watak untuk berlaku menjunjung kebenaran, jujur, aspiratif dan melakukan kontrol sosial yang ketat kepada pemerintah bisa dimulai dari organisasi-organisasi kepemudaan.

Tidak ada satu negara pun yang mau dianggap sebagai negara gagal. Apalagi indonesia. Namun anehnya perubahan signifikan belum dilakukan untuk mengubah stigma ini. Tugas pemuda terhadap kepeduliannya terhadap bangsa bisa dilakukan dengan upaya-upaya konkrit sebagai berikut:

1. Aktif terlibat dalam kegiatan positif masyarakat baik RT maupun RW

2. Melakukan kunjungan pengabdian ke daerah tertinggal Indonesia

3. Melatih organisasi untuk menyiapkan diri sebagai pemimpin

4. Membuka wawasan kenusantaraan demi menanamkan cinta bangsa

5. Kritisisasi pemerintah lewat media dan gerakan

Dengan lima hal di atas bisa menjadi pemicu bagaimana pemuda merasa memiliki bangsa sekaligus terpacu untuk memimpin bangsanya menuju kemajuan.

Dengan menyadari pemuda akan peran besarnya, dengan mengetahui bahwa pemuda adalah pemimpin serta dengan sadar bahwa bangsanya sedang bermasalah maka sudah sepantasnya pemuda bangun untuk membuktikan bahwa kepemimpinan muda memang ada untuk mengusung satu kata perubahan. Ya, perubahan untuk menuju Indonesia yang adil dan makmur.

MY CV

CURRICULUM VITAE

Life Goals

I want to fill my life to fulfill these following goals :

Ø Vision :

To become a potential leader of the Republic of Indonesia

Ø Mission :

To manifest and realize my inner potential to serve to others

Ø Values :

JOSS (Jujur, Optimis, Semangat, Simpatik)

Honest, Optimistic, Motivated, and Sympathetic

Competencies

  1. Public Speaker

I am well experienced in participating as a public speaker in various events. I have served as a speaker, as a motivator, and as a Master of Ceremony (MC) during seminars, campus forums, educational institutions (elementary-highschool level), as well as non-formal events.

  1. Managerial Competencies

I am experienced as a project coordinator with more than 200 people. I am also able to organize event local and national.

Leadership Experience

  1. 2004:Head of 2004 Generation Student FEUI with 800 members

2. 2005:Founder and advisor of Paguyuban Daerah ASUI (ArekSuroboyo Universitas Indonesia)

Project Officer Maker (Malam Kekerabatan) FEUI

  1. 2006:Presiden BEM ETOS Jakarta (Scholarship from Dompet

Dhuafa Republika)

Project Officer Etos National Gathering (involving 11 National Universities : UI, IPB, ITB, UNDIP, UNPAD, UNAIR, UNBRAW, UNHAS, UNAND, UGM, and ITS)

  1. 2007:Head of Social Political Division of the Student Senate

Faculty of Economics Universitas Indonesia

National Coordinator CABE (Corps Alumni Beastudi Etos) in 11 National Universities

Candidate for the President of BEM (“House of Representatives” for Students) in University of Indonesia

  1. 2008:PSR Coach (Peduli Sosial Remaja) SMA DWIWARNA

Publications

1. Speaker as the President of BEM Etos Dompet Dhuafa Republika with Sandrina Malakiano in Jentera, JakTV, televised in February 2006.

  1. Speaker in "Filantropi Kampus" with the Dean of the Universitas Indonesia, Prof. DR. Gumilar Rusliwa Somantri in Public Corner on Metro TV, televised in November 2007.

  1. Discussed about in the Profile Column of the daily newspaper, REPUBLIKA. The column was titled Arek Keputran Mengukir Mimpi”, published December 2007.

  1. Speaker on the Discussion Panel with Tony B. Trihartanto, Ph.D and also with a lecturer from STEKPI. The topic discussed was The Failure of Capitalism and Syariah Economy as an Alternative and Solutive Economy”, Jakarta, April 2008

  1. Moderator in Seminar Kepemimpinan (Leadership Seminar) with Rhenald Kasali dan Ari Suta in Leadership Training FEUI, March 2008

  1. Moderator of seminar with Krisnamurti “National Mindset Motivator Indonesia” in the event Success from Center for Career and Internship Counseling) FEUI, April 2008

  1. Speaker on Leadership Training Program Indonesia Banking School (IBS), Kemang, South Jakarta. The content training is “How To Be A Good Public Speaker”, March 2008

Organizational Experience

  1. 2004:Generation Forum 2004 in FEUI

Theater Risalah Smala

Paskibra “PAS-Q V”

Theater of Culture FEUI

  1. 2005:House of Representatives for Students ETOS Jakarta

Departement Strategic Evaluation SENAT FEUI

Social-Political Division BEM UI

Local Organiozation ASUI (Arek Suriboyo UI)

  1. 2006:Human Resources Bureau Senat FEUI

  1. 2007:Human Resources Bureau FOSMA ESQ 165

Social-Political Division Student Senat FEUI

Corps Alumni Beastudi Etos (CABE)

  1. 2008:Peduli Sosial Remaja (PSR) SMA DWIWARNA

IKASMANCA (Ikatan Alumni SMA 5 Surabaya) Jakarta

Amil Zakat Organization, AZIS SALAM UI

Training Organization, I Leader (I-LEAD)

Work Experience

  1. 2002-2004: Professional Master of Ceremony in Surabaya
  2. 2003 : Scout Counselor in SDN Kaliasin VII Surabaya

Scout Counselor in SMP 3 Surabaya

  1. 2004-2007: Private Teacher for all levels of education,

from elementary to college level

  1. 2006 : Tutor Mentoring Pendidikan Senat Mahasiswa FEUI

Agent Personal Seller Agenda UI (highest sales),

campus newsletter BOE (Badan Otonom Ekonomika)

  1. 2007-2008: Teacher at Salemba Vision Institution

Teacher for the Super Intensive Program, Ki Dalang Education

JOSS Motivator

Formal and Non-Formal Education

A. Formal
  1. Department of Economics, University of Indonesia in Depok, 2004-now
  2. SMA Negeri 5 Surabaya, 2001-2004 (highschool)
  3. SMP Negeri 3 Surabaya, 1998-2001 (junior highschool)
  4. SDN Kaliasin VII-286 Surabaya, 1992-1998 (elementary school)
  5. TK Anna Surabaya, 1990-1992 (kindergarten)
B. Non Formal
  1. KIEI (Kuliah Informal Ekonomi Islam) "Syariah Investment Management", FEUI, 2006
  2. KIEI (Kuliah Informal Ekonomi Islam) "Syariah Banking and the History of Islamic Thinking", FEUI, 2007

Personal Details




Full Name : Akhmad Basori

University/Major : FEUI / Economics

Semester/GPA : 8 (eight) / 3,21 (from a scale of 1 to 4)

Sex : Male

Place, Date of Birth : Surabaya, May 25, 1986

Nationality : Indonesia

Marital Status : Single

Height, Weight : 168 cm, 55 kg

Health : Perfect

Religion : Moslem

Dorm Address : Griya Arista No. 24

Juragan Sinda 2 RT 04 RW 01 ,Kukusan,Beji

Depok 16425

Home Address : Jl. Kedondong Kidul 1/32 B

RT 06 RW 06 Kel. Tegalsari Kec. Tegalsari

Surabaya 60262
Mobile phone : 0856 1578 136 / 021 9448 1782

Email : basoriasyik@gmail.com

Idol : Ir. Soekarno (first president of the RI)

Hobbies : poetry, theater, reading, volunteering

Ambitions : trainer, Mayor of Surabaya, President RI

Motto : Vivere Pericoloso (Favor Chances the Bold)

Rabu, 28 Mei 2008

BIG BANG

Bangkit Indonesia Go!, BANGkit dunia (BIG BANG)

“tiadalah malam tanpa ada akhirnya,

tiadalah malam tanpa dijumpa senja esoknya”

SALAM KEBANGKITAN!

Adalah suatu tugas yang terhormat dan mulia bagi saya bisa turut sumbangsih memberikan pena sejarah pengukir tinta emas harapan bagi suatu bangsa besar Indonesia dalam menancapkan tonggak prasasti dekade KEBANGKITAN NASIONAL untuk membuktikan memang kita layak dan pantas menjadi MERCUSUAR DUNIA.

“Indonesia Raya, Merdeka! Merdeka!, Tanahku, Negriku yang KUCINTA”. Itulah lagu kebangsaan kita yang dengan penuh keyakinan harus ditunjukkan sebagai bentuk kebanggaan sebagi anak Ibu Pertiwi yang dikarunia sederet anugerah : Zamrud Katulistiwa, Paru-Paru Dunia, Nusantara, gemah ripah loh jinawi, dsb-nya yang merupakan pemberian Ilahi yang harus disyukuri. Kalau kita tidak BANGGA lalu siapa lagi?

Kebangkitan adalah satu makna untuk menunjukkan siapa kita setelah luruh. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang terpenting adalah seberapa kuat untuk tetap bangkit dan bangun dari jatuh. Semenjak balita usia negeri kita,di Era Soekarno, kita pernah mengguncang dunia dengan KAA, GNB, Trikora, dan Dwikora. Di zaman Orba pernah swasembada pangan, mendapat julukan “macan asia” bahkan pertumbuhan ekonomi mencapai zaman keemasannya. Era Reformasi pun tak turut ketinggalan, dengan demokrasinya yang malah lebih demokrat dari negara-negara yang mangaku kampium demokrasi. Siapapun berhak menjadi pemimpin lewat kemerdekaan politiknya sekarang ini. Lalu apa lagi yang mau kita ukir di sejarah masa depan nanti?

Penderitaan yang cukup melelahkan pun kita sudah kenyang. Mulai dari inflasi sampai 600% era ekonomi terpimpin, gejolak represif dan intimidatif semasa Soeharto, bahkan sampai ketidakstabilan yang akut di era reformasi ini telah dan sedang kita lalui. Malah bangsa ini menjadi bangsa yang kebal dengan penderitaan. Namun yang pasti satu harta berharga yang selalu kita miliki adalah semangat dan harapan untuk tetap maju dan terus berkembang.

Golongan optimistis yang memutuskan terus menjunjung api sucinya -feu sacre- nya menyala-nyala untuk suatu perubahan akan membuat golongan pesimistis yang hanya bertopang dagu mengangkat topi simpati. Hukum perubahan akan membuktikan dirinya bahwa sesuatu yang siap dan benar-benar bangkit akan mampu mengalahkan rintangan-halangan yang melingkupinya untuk menuju cita-cita yang hakiki nan mulia.

Kalau Sriwijaya bisa menjadi pusat dunia agama Budha saat itu, Begitu juga Majapahit dengan pusat dunia agama Hindu-nya. Maka tidak heran kelak dengan berpijak di bumi Indonesia yang sama maka Bangsa ini akan menjadi pusat Kebangkitan Islam Dunia dengan pancaran cahayanya di ufuk Timur Nusantara.

Masih terngiang pidato Soekarno di hadapan ultah 10 tahun KAA (1965) saat menggemakan :

Di timur mulai bercahaya In the east, the sun is beginning to shine

Bangun dan berdiri, kawan semua! A rise and stand up, comrades all!

Bahkan yang lebih membahana, 30 September 1960 di depan seluruh perwakilan bangsa dunia, PBB, Indonesia lewat pemimpin berkaliber dunianya menyeru To Build To World A New, Membangun Tata Dunia Baru. Maka sekarang pun kita harus pula berani berteriak untuk mengubah dunia dengan perubahan Indonesia lewat kekuatan kita. Membangun dunia yang lebih damai, adil dan makmur sesuai dengan cita-cita Islam juga. Jangan sampai keberanian kita kalah dengan keberanian bapak-bapak founding father kita.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Cita-citanya pun harus besar. Soul-nya juga berjiwa besar. Kalaupun gagal, janganlah takut melakukan kegagalan besar karena berarti kita juga telah berani bertindak besar. Apalagi Tuhan kita adalah Dzat Yang Maha Besar, dan karuniaNya kepada bangsa ini lewat SDA-SDM-nya ini juga Luar Biasa Besar, maka sepantasnyalah di era kebangkitan ini kita mulai dengan perubahan besar diawali dengan merasa dan percaya diri dengan harga diri yang besar.

Selanjutnya bentuk syukur ini diejawantahkan dengan tiada lain tiada bukan melalui berjuang, berjuang dan berjuang dengan semangat besar pula. Dulu, kini dan nanti pun kita harus terus merasa besar. “Tidak ada yang mampu mengerdilkan jiwa bangsa ini selain bangsa itu sendiri yang merasa dirinya kerdil.”

BIG BANG (Bangkit Indonesia Go! BANGkit dunia) yang merupakan ledakan besar kita start di Kebangkitan Nasional Indonesia 2008 dan dipelopori oleh putra-putra bangsa yang mulai memilih dirinya untuk menjadi orang-orang besar, yang berpikir besar, bertindak besar dan memang layak untuk memangku dan menjalankan negara besar Indonesia.

Yakinlah bahwa kejayaan bangsa ini seperti matahari yang akan terbit bukan karena ayam berkokok, tapi karena matahari terbitlah yang membuat ayam-ayam berkokok. Zaman ini adalah zaman terbit, zaman bangkit yang tidak disebabkan oleh orang-orang yang terpanggil untuk bangkit tapi karena ini adalah zaman kebangkitan maka sudah selayaknya kita semua bangun dan bangkit untuk mengisinya dengan kontribusi kita masing-masing yang akan membuat geger dunia lewat perubahan yang kita hampar.

Terakhir, mari kita renungkan ayat ini :

“Allah telah Menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh Menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah Menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan Meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia Ridhoi. Dan Dia benar-benar Mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatupun…”(an-Nur : 55)

SALAM DAHSYAT!

Bung Basori E.S.T (Ekonospiritultrainer)

Motivator JOSS (Jujur Optimis Semangat Simpatik) dari FEUI

Minggu, 04 Mei 2008

SALAM JOSS
(JUJUR OPTIMIS SEMANGAT SIMPATIK)

EST
(EKONO SPIRITUAL TRAINER)

"Ekonom Islam" Bung Basori

Sebenarnya, saya memendam keinginan kuat untuk menjadi seorang EST (Ekonom Spiritual Trainer). Ekonom adalah sebuah bentuk tanggung jawab saya untuk mengabdi kepada bangsa ini dengan kemampuan ilmu yang saya miliki selama menyelami ilmu ekonomi FEUI dengan dosen-dosen yang dahsyat seperti Prof Dorodjatun Kuntjara Jakti, Prof. Sri Edi Swasono, DR. Mustafa Edwin Nasution, Faisal Basri M.A., Bu Miranda Goeltom, Bpk Ari Kuncoro Ph. D dan sederet nama beken ekonom lainnya. Sebenarnya aku sangat tertarik dengan ekonomi islam dimana sesuai dengan fitrah saya yang mencari kedamainan, ketentraman dan keadilan. Maka tak heran hari Jum'at kemaren, bertempat di kampus STEKPI Kalibata, tepatnya tanggal 1 Mei 2008, aku didaulat menjadi pembicara ekonomi islam dalam perpspektif mahasiswa.
Ini merupakan momen berharga yang pernah aku jalani. Selama ini biasanya mengisi training, maka sekarang dihadapkan mengisi menjadi pembicara seminar ekonomi syariah. Acara ini merupakan soft launching dari adanya BBS yakni acara Belajar Bareng Syariah yang akan rutin diadakan di kampus STEKPI. Alhamdulillah aku diuetkan dengan dosen kocak dari STEKPI yang bernama Pak Donant.
Tema yang aku bahas adalah mengenai kapitalisme yang gagal diterapkan di Indonesia dan dunia umumnya dan bekas kapitalisme yang harus menjadi masal;ah besar umat manusia di dunia ini. Mulai dari kesenjangan ekonomi, sistem bunga yang tidak sustain, dan kemiskinan yang akut dan merata dialami oleh sebagian besar penduduk bumi. Sebenarnya ada apa dengan sistem yang bekerja dewasa ini? Untungnya aku menggunakan bahan-bahan kuliah dari Bpk Yusuf Wibisana, dosen ekonomi syariah dan moneter islam favorit aku.
Pendalaman ini ternyata berlanjut saat aku mengikuti kuliah informal ekonomi Islam di auditorium FEUI dengan menghadirkan anggota Dewan Syariah Nasional, praktisi BMT dan trainer sekaligus konsultan, sekaligus penulis buku Bisnis Islami, namanya Pak Karebet. Ilmuku semakin bertambah dan sekarang yang ada adalah latihan menyampaikan dengan tersruktur, jelas dan menggugah iman.
BTW lanjut dengan EST-ku tadi dimana T-nya adalah trainer yang sudah malang melintang kulakoni. Mulai berguru sama Pak Ary Ginanjar, Tung Desem Waringin, Krisnamurti, Andri Wongso, Gede Prama, Renanld Kasali, Jamil Azzaini, Reza M Syarif, Adam Kho, Anthony Robin sampai Deepak Copra. Ilmu-ilmu mereka kuserap dan kuejahwantahkan dalam materi-materi training aku. Mulai dari Revolusi Belajar, Dream Revolution, Superteam Revolution, Duta Lingkungan, dan lain-lainnya. Semoga bakat besar trainer ini dapat menginspirasi dan memotivasi uamat di dunia.
Terakhir adalah S untuk Spiritualis yang aku sangat ingin berguru langsung dengan Agus Mustofa, Abu Sangkan, Aa Gym dan Usatad Banu. Betapa banyak ilmu agama yang belum aku ketahui dan belum aku pelajari. Dengan spiritual maka ketenangan kudapat. Kejelasan hidup kurasakan dan kedekatan dengan sang Pencipta dapat benar-benar aku pahami dan laksanakan. Ya dah sekian dulu.

Salam Joss


dari EST
Ekonospiritualtrainer
AKHMAD BASORI

Selasa, 29 April 2008

The Story Of Joss Motivator

TKBM At Tiin, Cibedug, Bogor

Tiba-tiba aku datang untuk kedua kalinya mengisi training dengan adik-adik di daerah tapos Puncak, Bogor. Kebetulan saat itu Inka temen BEM UI 2006 mempunyai wadah Komunitas Aset Bangsa yang ingin mengedukasi anak-anak supaya peduli terhadap lingkungan. Tak dinyana saya didaulat menjadi trainer untuk memotivasi anak supaya lebih giat menjadi duta lingkungan.

Aku sambut tantangan ini dengan menyiapkan materi dengan judul yang diminta yakni menjadi "Duta Lingkungan". Berkali-kali aku mengucap..."Siapa Kalian...???" dengan dijawab serempak "Duta.... Lingkungan..." jawab mereka dengan antusias.

Setiap kali aku meminta mereka berderi..maka mereka berdiri dengan antusia dengan berujar "Yesss!!" Nampak binar dan cerah wajah mereka untuk menjadi duita lingkungan yang menjadi gaeda depan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Ada juga materi surat cinta kepada lingkungan yang membuat aku terharu bagaimana mereka memenuhi fitrahnya untuk tetap melihat keindahan alamnya dengan berkomitmen menjaga lingkungan supaya tetap indah dan asri. Komitmen untuk membuang sampah pada tempatnya dan saling mngingatkan untuk menjaga keindahan.

Pengalaman bertemu adik-adik ini sangat menakjubkan. Memang tanggal 25 April 2008 dimana aku dan adik-adik telah menorehkan untuk tetap berkontribusi dengan menjadi duta lingkungan.

Islam : The Way of Life

Training yang diselenggarakan di basement FEUI ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2007 FEUI yang tergabung dalam Frame 2007. Training dimulai dengan sharing seputar persepsi yang ada di kalangan peserta mengenai lembaga dakwah ini. Ternyata hasil yang mereka utarakan juga bermacam-macam dan kadang mengejutkan

Tidak hanya itu, materi juga dikembangin dengan melihat perspesi umat islam indonesia yang lebuh miris lagi. Mulai dari kemiskinan dan kebodohan menjadi pandangan umum peserta. Akhirnya, dengan metode colaborative learning acara training ini lebih semarak dengan latihan menjadi pola fikir orang kaya dimana proses "barter uang" terjadi. Nah, ilmu yang saya dapat dari Tung Desem Waringin ini sempat membuat heboh peserta yang akhirnya memunculkan golongan orang kaya dan orang miskin. Pokoknya bagaimana kemampuan strategi dan taktik dalam mendapat banyak uang dengan memperhatikan faktor kali dan nilai tambah sangatlah penting.

yang lebih seru lagi adalah saat "Satu Menit yang Berarti" dimana banyak kebaikan yang bisa kita lakukan walaupun itui hanya dalam waktu satu menit. Bahkan ada yang bisa berbuat kebaikan sepluh hal dalam semenitnya. Subhanallah!!! (Kamis, 17 April 2008)

Motivator Joss Goes to UPN

Undangan dari Toha FKM UI 2004 mengantarkanku mencapai UPN untuk mengisi training dengan materi "Superteam Revolution". Mereka adalah kumpulan mahasiswa yang tergabung dalam himpunan mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Pembangunan Nasional.

Materi yang diajarkan seputar visualisasi, afirmasi, komitmen bersama, dan tentang belief. Awalanya banyak yang malu-malu namun akhirnya mereka enjoy juga. Mahasiswanya cukup atraktif dan alhamdulillah menambah banyak teman baru.

yang paling berkesan adalah saat mereka membuat aturan identitas dan aturan global mengenai organisasi mereka. Keinginan dan mimpi besar selalu dimiliki setipa orang dan tugas kitalah semua untuk terus mengobarkannya dan tidak membiarkannya padam. Mereka sangat antusias bercita-cita untuk semakin membesarkan oraganisasinya menjadi teladan di kampusnya. Semoga dengan usaha dan doa yang kuat itu semua bisa terlaksana. Amien. (Jum'at 18 April 2008)

`

Sabtu, 29 Maret 2008

Senyuman Ikhlas

Senyuman Ikhlas

Ari pernah kirim sms ini ke Andita dulu :

"...Ikhlas itu indikasinya ialah tetap maksimal dalam beramal.

Dia tidak lemah walau difitnah.

Dia juga menahan diri dari meng-ghibah dan memfitnah... -Ari-"

(Andita, 2 Desember 2007 )

30 Maret 2008

Aku hari ini sangat bersyukur karena ada sebuah tantangan untuk membuat tanda cinta pada seorang sahabat. Tanda itu berupa lembar lirik kehidupan, yang pernah aku alami dan tidak akan kulupakan. Dan sepenggal sms di atas akan mengawali kisah ini

Nama sahabatku ini sering kusebut lewat mulut dan kurindu saat aku lemah letih membutuhkan motivasi. Dia datang di kala aku sangat butuh dan dia membawa terang akan cerahnya hidupku.

Bersyukurku Tuhan, aku telah mengenalnya dan pagi tadi aku mulai hidupku dengan membaca Ayat-Ayat Cinta-Mu nan suci dimana tertera dalam surat Saba' sebuah mutiara rangkaian kata 'Bekerja untuk bersyukur' dan sekarang ini aku sedang bekerja menulis untuk mensyukuri masa laluku yang membuatku sebahagia kini.

2007. Tahun Lalu

Tentang Aku, Ari

Tak perlu kuuraikan tanggal karena tidak sepenting kejadiannya. Bukankah ayat Qur'an juga jarang mencantumkan tanggal dimana lebih mementingkan substansi daripada sekadar tanggal terjadi. Tidak seperti kisah sejarah yang sering mengkakukan cara berpikir dengan mengingat kejadian. Misalnya, perang Diponegoro terjadi tahun berapa? Ya...tentunya tidak semua menganggap penting tanggal kejadiannya tapi begaimana kita sekarang meneruskan semangat perjuangannya. Itu yang lebih maha penting lagi. Begitu juga perjuanganku di 2007 itu.

Hampir bisa kuingat detil kejadian saat aku mengajukan diri menjadi kandidat Ketua BEM Universitas Semesta, kampusku tercinta. Ari adalah nama indahku, sempat menjadi tenar sepadan Ari Sihasale, Ari Wibowo, dan Ari Ginanjar Agustian saat aku mempromosikan diri dan berkampanye kesana kemari. Foto dan posterku tersebar dimana-mana. Bak artis saja, kini aku menjadi selebriti. Belum lagi tag line SALAM JOSS yang merupakan akronim Jujur, Optimis, Semangat dan Simpatik yang begitu enak terdengar dan mudah diingat. Se-JOSS minuman Extra JOSS saja asosiasinya.

Aku tahu perjuanganku ini begitu berat dan sukar. Karena sainganku sedahsyat bom Amerika yang membumi hanguskan Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945. Mereka didukung status quo yang berkuasa. Ibarat perang, mereka itu sudah secanggih tenaga pesawat terbang dan aku hanya infantri di daratan yang berjuang melawan. "Lalu siapakah yang akan mendukungku??? Jawaaaaab....??"kataku saat itu.

Aku hanyalah seorang biasa yang selalu ingin tampil luar biasa. Semangatku, keceriaanku dan keramahanku selalu menghias orang-orang yang kutemui. Dan kini saat aku menempa diri menuju kursi nomor satu di kampusku yang bergengsi ini maka aku akan diuji kesabaran dan ketahanan mentalku. Aku tahu dukungan teman-teman yang sefakultasku sebanyak seribu suara cukup sudah menjadi modalku maju. Tapi di fakulats lain yang jumlahnya ada dua belas itu bagaimana? Yang kalau dihitung bisa mencapai sepuluh ribu lebih suaranya.

Sejujurnya melawan status quo dibutuhkan pejuang dengan mental pemberani. Karena dari tahun ke tahun mereka sudah mempunyai sistem dan jaringan pemilih yang establish. Aku hanya bermodal nekad dan teman-teman yang men-support penuh perjuangan mulia ini. Aku maju hanya ingin memberi yang terbaik dari yang aku punya ini kepada Universitas Semesta tercinta. Aku punya bakat orator yang hebat, persuasi yang cukup kuat dan wawasan cukup dahsyat serta karakter kepemimpinan yang begitu melekat. Rasanya banyak yang bisa kukontribusikan.

Tentang Sahabatku, Andita

Aku mengenalnya cukup jauh sudah. Kami pernah satu organisasi bersama setahun penuh. Banyak suka duka terukir abadi yang hingga membentuk karakterku saat ini. Organisasi memang kampus dengan mata kuliah karakter yang mampu membuat orang bersosialisasi, berempati, terbuka, peduli, bekerja sama dan berusaha gotong royong untuk sesuatu yang bermanfaat buat umat. Dan tentunya banyak teman juga akan menjadi modal berharga buat masa depan kita nanti.

Andita, nama yang cukup mudah dilafal. Aku sering memanggilnya Andita dengan vokal, "Andi-taaaaa...." yang cukup lama. Karena apa? Karena setiap aku jumpa dia, bawaanya senyum mulu, ceria mulu dan tidak pernah sekalipun wajah sendu meneduh. Sewaktu dia tahu aku maju sebagai kandidat, dia sangat bahagia dan sangat men-support penuh. Tapi untuk mendukung menjadi tim sukses, nanti dulu!

Pergolakan Batin

Selidik punya selidik ternyata rival kandidat yang cuma dua ini ternyata adalah teman sefakultas Andita. Sering sekelas lagi. Aku sendiri berasal dari fakultas yang lain. Oleh karenanya dia mencoba netral. Tapi aku tak berhenti sampai disitu. Aku yakin, sangat membutuhkan Andita dalam perjuangan ini. Selain kendala finansial yang cukup vital, ada lagi sokongan mental yang sangat kubutuhkan, dan Andita punya itu. Akhirnya dengan ikhtiar penuh dan ridho Allah yang nomor satu, Andita bergabung di timku. Alhamdullillah Ya Robb......

The Long Journey...

Hari-hari kulalui dengan penuh peluh. Bayangkan, aku harus road show di dua belas fakultas dan harus berkampanye ria menjual visi misi dan menawarkan diri untuk dipilih. Bertemu banyak orang memang menyenangkan. Tapi juga lebih banyak perbedaan yang harus dihadapi dengan bijaksana.

Tidak semua orang itu baik tapi tidak pula semua orang itu buruk. Makanya di tengah kampanye, ada saja yang mencaci, menghina, meledek dan memarah-marahi kita, mungkin itulah cara mereka mengetes calon pemimpinnya. Tapi juga tidak sedikit yang memberi pujian dan dukungan penuh untuk selalu berjuang. Semakin naik ke puncak pohon kelapa, memang semakin kencang anginnya. Tetapi fokuslah pada buah kepalanya yang enak segar sudah semakin dekat dengan kita.Ya itulah hikmah hidupnya.

Teman di kala kita suka dan banyak canda, maka sangat mudah dicari. Tapi kemanakah mencari pundak di kala kita bersedih dan ingin menangis perih? Hanya satu orang yang mampu menjawab itu. Yakni seorang sahabat, teman duka sekaligus suka dimanapun kita berada. Anditalah jawaban sebagai sahabat di kala itu.

Aku, walaupun kelihatan garang di podium, walaupun berapi-api dalam orasi, tapi sebenarnya dalam hati yang selalu jujur ini juga punya rasa takut, malu, dan khawatir dengan segala tindakanku. Tetapi sebagai cowok yang harus jantan dan tegar, mukaku haruslah tetap menularkan energi yang memancar. Apalagi di tengah deraan mahasiswa-mahasiswa usil yang terus mengerjaiku dengan perintah-perintah yang membuatku merasa menjadi orang bodoh saat aku harus berkampanye di fakultas mereka.

Setelah kampanye, aku butuh orang yang bisa men-recharge baterai semangat ini. Aku butuh seseorang yang membuatku teguh untuk melanjutkan perjuangan hidup yang makin membutuhkan orang-orang yang tangguh. Dan sosok itu, lagi-lagi Andita-lah yang berperan besar dan mengisi. Aku tak tahu harus membalas kebaikannya dengan apa? Yang aku tahu hanya apa yang dilakukannya itu ternyata ikhlas luar biasa. "Apakah hanya doa yang bisa membahagiakannya sudah cukup membalas itu semua???Jawaaaab!!!," kataku dalam hati

Detik-Detik Akhir

"Kamu sudah siap dengan segala hasilnya kan...Siap menang dan siap kalah, intinya adalah siap ikhlas. Kita harus bersih karena ikhlas berprestasi menaklukkan diri sendiri. Ketika tidak ada seorangpun di dunia ini yang membantu kita, Allah tetap tidak pernah meninggalkan kita," kata Andita dalam sms yang terrekam 29 November 2007 kelabu. Malam itu semakin larut. dimulailah perhitungan suara yang berjumlah lebih dari sepuluh ribu suara pemilih.

Dalam hati, keyakinan menang sudah kupasrahkan kepada Tuhan-ku yang penuh hikmah. Walau kadang tersembul perasaan kalah yang ditimbulkan syetan untuk menyalahkan saja Tuhan atas takdir kekalahan ini. Aku merasa sudah berjuang habis-habisan, habis modal sekaligus energi, masak diganjar dengan sebuah kekalahan dengan skenario status quo yang memang terbukti ampuh. Aku memang harus kalah dan ngalah secara politik. Politik tidak memihakku saat ini, tapi yakinlah banyak pelajaran dari sini.

Hal yang paling menyedihkan lagi saat aku kembali seperti semula dimana 2.600-an lebih kontituen yang telah mencoblos dan memilihku kecewa sekali kok tidak aku yang menang dan terpilih. Jadilah aku terus bercerita tentang kekalahan ini kepada setiap orang yang sangat-sangat antusias mendukungku. Mencoba mengusahakan mereka mengerti yang rata-rata belum tehu benar politik kampus ini. Saat itu, aku memang harus menikmati kekalahan dan menjemput kemengan-kemenangan baru dalam hidupku nanti.

Tak terkecuali Andita. Dia berusaha semaksimal mungkin membesarkan hatiku. Hati seorang pejuang yang kalah dalam perang. Hati seorang yang sadar benar akan resiko mental dalam berperang. Dan Andita tak habis-habisnya men-supply harapan-harapan baru yang tidak membuatku patah arang dan patah semangat. Membangkitkan mimpi-mimpiku yang kadang tertumpuk batu kekalahan untuk digali lagi dan dibersihkan menjadi batu permata kemenangan. Sungguh suatu sahabat yang lebih dari sekadar sahabat yang kubutuhkan.

Jikalau langit mampu kuukir dengan tinta darah dari kucuran tanganku, akan kuprasatikan ucapan "Syukron katsir" atas segala kebaikan-kebaikanmu. Sayangnya itu tak mungkin dan juga terlalu sadis jika dengan darah. Maka kuukir dengan tinta emas dalam hatiku betapa dalam perjuanganmu membantu aku. Membantu Ari, sahabatmu.

The Final Result

"Lambaian tulisan ini sebenarnya belum cukup untuk menggambarkan betapa berartinya bantuanmu, nasehatmu, dukunganmu dan pelajaran ikhlas yang pernah kau berikan kepadaku," kataku dalam hati dalam dialog imajiner dengan Andita.

Namun, aku teringat sepucuk pepatah bijak bahwa yang abadi di dunia ini ada tiga yakni lukisan yang kita tinggalkan dan dikenang zaman, anak-cucu kita yang meneruskan nasab kita dan terakhir adalah sebuah tulisan yang terprasasti dan bisa dinikmati segala generasi. Maka walaupun ini belum bisa menggambarkan kebaikan hati Andita tapi cukuplah akan menjadi tulisan abadi dimana ada seorang Ari yang pernah mengucapkan terima kasihnya dalam sebuah cerpen yang Islami.

Kubaca lagi sms Andita waktu-waktu itu. Begini bunyinya:

"Aslm. Ya Allah... Ari,

Andita bisa bantu apa?

Andita bisa bantu apa?

Andita bisa bantu apa

supaya bisa meringankan beban Ari?"

(Andita, 1 Desember 2007)

Begitulah sepenggal sms Andita yang ingin rasanya kujawab dengan berteriak, dengan sepenuh hati pula, dengan senyuman nan teduh dan ikhlas pula, bahwasannya Andita sudah bantu banyak. Andita sudah bantu banyak Andita sudah bantu banyak!!!

Griya Arista, 2008

Penulis Akhmad Basori

Mahasiswa Ilmu Ekonomi UI/ 0604007018

Hp 0856 1578 136 / 021 9448 1782

alamat : Griya Arista No 24, Juragan Sinda 2 RT 4 RW 1, Kukusan, Beji, Depok 16425

Kamis, 21 Februari 2008

Andrea..

The Most Powerfull Writer Indonesian

FISIP UI, kamis, 21 Februari 2008 penuh sesak. Lantaran penulis pamor Andrea Hirata mengunjungi kampus yang penampakannya kayak mall itu. Elegan dan penuh ornamen modern. Penulis buku Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Endesor ini terlihat humble dan sederhana banget. Terlihat kesantunan yang luar biasa dan diri dia yang apa adanya. Sontak cewek-cewek UI yang nonton pun pada histeris dan berebutan minta sekadar tanda tangan dan yang lebih gila-gilaan adalah foto bareng dia. Serasa kalau diabadikan, dirinya boro-boro menjadi terkenal seterkenal Andrea yang begitu dielu-elukan saat itu.

Talk show dengan tema "Menulis? Siapa Takut?" ini
berhasil menguak rahasia sukses Andrea dalam menabirkan karya-karyanya. Pesannya cukup singkat "Tulislah apa yang kamu rasakan, bukan yang kamu pikirkan".

Katanya, saat dia menulis serasa dia lagi trance dalam posisi mabuk kepayang, serasa fly dan tidak ada batasan ataupun apapun yang membebani dirinya. Dia juga menambahkan bahwa dia tak pernah merubah apa yang ia tulis sebelumnya...wah pokoknya apa yang tertulis, jadilah karyanya...


ada empat rumus sukses Andrea menulis:

Intensity
, maksudnya gali dan terus gali lebih mendalam lagi. Dia menunjukkan gambar foto nenek tua yang tersenyum manis sekali, terlihat guratan-guratan tahun dalam wajahnya dan kata Andrea dengan melihat satu foto ini saja, ia mampu menulis sepuluh judul novel. Wow...Coba deh praktekin dengan melihat foto dirimu sendiri misalnya apa yang bisa kau rasa dan kau tuliskan.Misalnya rasa gelora yang berkelana kian kemari tentang nenek tua yang tersenyum merdu tersebut, apakah ya yang terjadi dengan kisah cinta pertamanya, apakah ya tanggapan nenek tadi tentang FISIP UI (ha..ha...) Apakah iya dia bisa berbahasa Indonesia dan Berbahasa Inggris dengan baik...Apakah..apakah yang lain yang mampu membangkitkan imaji dan otak kanan kita yang tak bertepi daya menjelajahinya ini...

Extensity, tema yang ada, luaskan lagi lebih luas dan membahana lagi dan sangkutkan dengan kehidupan yang beraneka aspek melingkupinya..dan kau akan menemukan betapa luas dan terbentangnya apa yang kita ketahui. Ini seperti Laskar Pelangi-nya yang telah menginspirasi dan menelurkan lebih dari 10 skripsi di berbagai PTN Indonesia yang bisa dipandang dari sudut manapun. Ya psikologi, pendidikan, kultural, politik, asmara, persahabatan, dan semuanya campur aduk bagai gado-gado...

Probability, ciptakan banyak kemungkinan-kemungkinan, multi penafsiran dan juga multi interpretasi yang ada dalam setiap paragraph. Seru kan! Jadi sekali baca satu paragraph tidak saklek langsung mengena ke sasaran namun mampu menjangkau dimensi-dimensi kemungkinan yang belum terjamah. Pernah gak kepikiran bagaimana menjelaskan ramuan rasa cinta dengan ramuan rumus dahsyat e=mc2 -nya Einstein. Wow scientific banget kan!!!

Substansy, terakhir, jangan dilupakan kita nulis ini substansinya apa ? message yang mau disampaikan buat siapa dan untuk apa? Ada yang menarik saat talk show kemaren karena ada gadis imut-imut kecil usia 7 tahun, berambut panjang, putih , lucu dan lugu dengan binar-binar matanya yang penuh keingin tahuan juga datang dengan membawa pertanyaan "Kak Andrea, Arai dimana?" begitu terdengar polosnya. Ternyata dari usia 7 sampai 70 tahunlah pembaca Laskar Pelangi Andrea. Karena pas dia di ITB Bandung sang profesor juga mendiskusikan tentang karya monumentalnya itu. Trus...sejak itu pula dia bertekad lebih santun lagi dalam menulis dan lebih hati-hati lagi dalam memasukkan alam pikirannya ke karya-karyanya agar lebih berguna dan mendatangkan pencerahan-pencerahan buat pembaca setianya.

eh...jangan lupa Laskar pelangi masih dalam in progress di film-kan..


Salam Joss

Basoriasyik

Selasa, 08 Januari 2008

Basori Joss

Sudah saatnya belajar beraktualisasi menulis...
menulis untuk panggilan hati
menulis untuk memberi inspirasi
Menulis untuk membuat diri berarti