Rabu, 28 Mei 2008

BIG BANG

Bangkit Indonesia Go!, BANGkit dunia (BIG BANG)

“tiadalah malam tanpa ada akhirnya,

tiadalah malam tanpa dijumpa senja esoknya”

SALAM KEBANGKITAN!

Adalah suatu tugas yang terhormat dan mulia bagi saya bisa turut sumbangsih memberikan pena sejarah pengukir tinta emas harapan bagi suatu bangsa besar Indonesia dalam menancapkan tonggak prasasti dekade KEBANGKITAN NASIONAL untuk membuktikan memang kita layak dan pantas menjadi MERCUSUAR DUNIA.

“Indonesia Raya, Merdeka! Merdeka!, Tanahku, Negriku yang KUCINTA”. Itulah lagu kebangsaan kita yang dengan penuh keyakinan harus ditunjukkan sebagai bentuk kebanggaan sebagi anak Ibu Pertiwi yang dikarunia sederet anugerah : Zamrud Katulistiwa, Paru-Paru Dunia, Nusantara, gemah ripah loh jinawi, dsb-nya yang merupakan pemberian Ilahi yang harus disyukuri. Kalau kita tidak BANGGA lalu siapa lagi?

Kebangkitan adalah satu makna untuk menunjukkan siapa kita setelah luruh. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang terpenting adalah seberapa kuat untuk tetap bangkit dan bangun dari jatuh. Semenjak balita usia negeri kita,di Era Soekarno, kita pernah mengguncang dunia dengan KAA, GNB, Trikora, dan Dwikora. Di zaman Orba pernah swasembada pangan, mendapat julukan “macan asia” bahkan pertumbuhan ekonomi mencapai zaman keemasannya. Era Reformasi pun tak turut ketinggalan, dengan demokrasinya yang malah lebih demokrat dari negara-negara yang mangaku kampium demokrasi. Siapapun berhak menjadi pemimpin lewat kemerdekaan politiknya sekarang ini. Lalu apa lagi yang mau kita ukir di sejarah masa depan nanti?

Penderitaan yang cukup melelahkan pun kita sudah kenyang. Mulai dari inflasi sampai 600% era ekonomi terpimpin, gejolak represif dan intimidatif semasa Soeharto, bahkan sampai ketidakstabilan yang akut di era reformasi ini telah dan sedang kita lalui. Malah bangsa ini menjadi bangsa yang kebal dengan penderitaan. Namun yang pasti satu harta berharga yang selalu kita miliki adalah semangat dan harapan untuk tetap maju dan terus berkembang.

Golongan optimistis yang memutuskan terus menjunjung api sucinya -feu sacre- nya menyala-nyala untuk suatu perubahan akan membuat golongan pesimistis yang hanya bertopang dagu mengangkat topi simpati. Hukum perubahan akan membuktikan dirinya bahwa sesuatu yang siap dan benar-benar bangkit akan mampu mengalahkan rintangan-halangan yang melingkupinya untuk menuju cita-cita yang hakiki nan mulia.

Kalau Sriwijaya bisa menjadi pusat dunia agama Budha saat itu, Begitu juga Majapahit dengan pusat dunia agama Hindu-nya. Maka tidak heran kelak dengan berpijak di bumi Indonesia yang sama maka Bangsa ini akan menjadi pusat Kebangkitan Islam Dunia dengan pancaran cahayanya di ufuk Timur Nusantara.

Masih terngiang pidato Soekarno di hadapan ultah 10 tahun KAA (1965) saat menggemakan :

Di timur mulai bercahaya In the east, the sun is beginning to shine

Bangun dan berdiri, kawan semua! A rise and stand up, comrades all!

Bahkan yang lebih membahana, 30 September 1960 di depan seluruh perwakilan bangsa dunia, PBB, Indonesia lewat pemimpin berkaliber dunianya menyeru To Build To World A New, Membangun Tata Dunia Baru. Maka sekarang pun kita harus pula berani berteriak untuk mengubah dunia dengan perubahan Indonesia lewat kekuatan kita. Membangun dunia yang lebih damai, adil dan makmur sesuai dengan cita-cita Islam juga. Jangan sampai keberanian kita kalah dengan keberanian bapak-bapak founding father kita.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Cita-citanya pun harus besar. Soul-nya juga berjiwa besar. Kalaupun gagal, janganlah takut melakukan kegagalan besar karena berarti kita juga telah berani bertindak besar. Apalagi Tuhan kita adalah Dzat Yang Maha Besar, dan karuniaNya kepada bangsa ini lewat SDA-SDM-nya ini juga Luar Biasa Besar, maka sepantasnyalah di era kebangkitan ini kita mulai dengan perubahan besar diawali dengan merasa dan percaya diri dengan harga diri yang besar.

Selanjutnya bentuk syukur ini diejawantahkan dengan tiada lain tiada bukan melalui berjuang, berjuang dan berjuang dengan semangat besar pula. Dulu, kini dan nanti pun kita harus terus merasa besar. “Tidak ada yang mampu mengerdilkan jiwa bangsa ini selain bangsa itu sendiri yang merasa dirinya kerdil.”

BIG BANG (Bangkit Indonesia Go! BANGkit dunia) yang merupakan ledakan besar kita start di Kebangkitan Nasional Indonesia 2008 dan dipelopori oleh putra-putra bangsa yang mulai memilih dirinya untuk menjadi orang-orang besar, yang berpikir besar, bertindak besar dan memang layak untuk memangku dan menjalankan negara besar Indonesia.

Yakinlah bahwa kejayaan bangsa ini seperti matahari yang akan terbit bukan karena ayam berkokok, tapi karena matahari terbitlah yang membuat ayam-ayam berkokok. Zaman ini adalah zaman terbit, zaman bangkit yang tidak disebabkan oleh orang-orang yang terpanggil untuk bangkit tapi karena ini adalah zaman kebangkitan maka sudah selayaknya kita semua bangun dan bangkit untuk mengisinya dengan kontribusi kita masing-masing yang akan membuat geger dunia lewat perubahan yang kita hampar.

Terakhir, mari kita renungkan ayat ini :

“Allah telah Menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh Menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah Menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan Meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia Ridhoi. Dan Dia benar-benar Mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatupun…”(an-Nur : 55)

SALAM DAHSYAT!

Bung Basori E.S.T (Ekonospiritultrainer)

Motivator JOSS (Jujur Optimis Semangat Simpatik) dari FEUI

2 komentar:

Mr. JOSS mengatakan...

tulisan ini dimuat di media salam UI tanggal 30 Mei 2008. Untuk memperingati harkitnas

spontan uhuy mengatakan...

bas, blog lo asik jg. tp udah ga update ya?

anyway, filosofi dan arti dr ekonospiritualtrainer apa sih?

wikinomic.co.cc