


dijamin garansi 3 bulan
merk terpercaya dan terlaris di dunia maya..
salam
Pemuda dan segala aktifitasnya adalah aset setiap bangsa. Dengan semangat perubahan yang meledak-ledak dan energi besar yang mampu menggerakkan orang-orang sekitar menyebabkan pemuda menjadi tolak ukur masa depan suatu bangsa. Tak heran banyak pemimpin besar dunia sangat mementingkan peranan pemuda dalam mempengaruhi perjalanan sejarah bangsanya. Proses kaderisasi dengan membina mental pemuda agar mampu berpikir, berenergi dan berjiwa besar menjadi primadona gerakan dalam melanjutkan estafet kepemimpinan.
Indonesia semenjak masuk Orde Reformasi seakan membunyikan lonceng pertarungan yang erat antara kaum muda dan tua dalam mengisi kepemimpinan yang sekarang tidak hanya menjadi monopoli pihak tertentu. Dengan keberanian dan tekad bulat kaum muda yang siap melawan walaupun kadang tercibir dengan ucapan kurang pengalaman dan minimnya pendanaan. Namun euforia reformasi tetaplah milik pemuda karena semakin tahun mereka kaum tua akan semakin tua dan pada gilirannya kaum mudalah yang akan membuktikan keberhasilan kepemimpinannya.
Belajar dari sejarah Orde Baru dimana kepemimpinan puncak bagaikan kepemilikan monopoli membuat kiprah perjuangan pemuda untuk menunjukkan eksistensinya tertutup sudah. Tak heran setelah keran demokrasi kepemimpinan terbuka lebar dengan ditandai runtuhnya rezim Soeharto, berbondong-bondong generasi muda Era Soeharto mencalonkan diri menjadi Presiden RI untuk membuktikan sepak terjang kepemimpinannya. Bagaimana dengan kaum muda era Reformasi yang harus belajar cepat menyesuaikan diri mengisi era kepemimpinan saat ini yang penuh kompetisi? Akankah hanya menjadi penonton dan tidak menjadi apa-apa padahal situasi masa sangat terbuka untuk banyak belajar dan memacu diri? Atau malah terlena dengan candu modernitas yang membuat pemuda layu akan peran dan tajinya dalam melakukan suatu perubahan?
Pemuda adalah Pemimpin
Sejarah telah bercerita. Bukti pun terbuka untuk dibaca. Zaman pergerakan kemerdekaan pemuda adalah pemimpin. Deretan nama mulai Tan Malaka yang memimpin Partai Komunis berusia 24 tahun, Soekarno memimpin PNI-nya umur 26 tahun dan Sjahrir menjadi ketua Pendidikan Nasional Indonesia umur 26 tahun. Lalu di usia rentang 20-30 menjadi titik krusial pembuktian diri pemuda di masyarakat dengan organisasi-organisasi pengabdiannya.
Maka di era kebebasan berpolitik dan berorganisasi selayaknya pemuda berorganisasi dalam suatu wadah untuk memperjuangkan aspirasi tertentu. Dengannya tujuan lebih mudah tercapai dengan kekuatan kebersamaan. Aspirasi lebih nyaring karena berbasis komunitas. Dan menempa pula kepemimpinan muda dalam membuktikan keefektifan perjuangannya.
Jangan sampai pendapat dari sosiolog politik Yudi Latif bahwa kepemimpinan politik Indonesia yang mengalami pemampatan dalam alih generasi selama 30 tahun di Orde Baru terulang kembali (Gatra, 19 april 2007). Kepemimpinan harus teruji dalam organisasi, pengerahan massa, pembentukan opini, daya juang di masyarakat untuk bisa diterima sebagai cita-cita bersama. Makanya institusi pendidikan termasuk Perguruan Tinggi harus menjadi wadah eksperimen pemuda yang berstatus mahasiswa untuk bergerak di masyarakat. Jikalau, tidak maka oganisasi kepemudaan lainnya misal karang taruna pun bisa mengambil peran.
Dengan akses dan kesempatan pemuda untuk tampil memimpin walaupun ini bukan barang gratis yang diberi karena membutuhkan perjuangan, maka pemuda akan merasa tereksplorasi jiwa kepemimpinannya. Sebenarnya poin yang dibentuk disini adalah menumbuhakan karakteristik pemuda yang siap memimpin. Karakter ini jika merunut salah satu survey adalah sebagai berikut :
Peduli kepada kepentingan rakyat memegang porsi tertinggi. Yang artinya pemuda harus selalu terjun, terlibat langsung, interaksi efektif dengan rakyat sehingga tahu apa yang rakyat mau. Ini akan menjadi modal besar bagi pemuda untuk melakukan apa yang mereka cita-citakan demi pengabdiannya kepada rakyat.
Pemuda dan Bangsa
Tahun 2002 Indonesia masuk dalam 59 negara gagal yang dibahas World Economic Forum dan Universitas Harvard. Ciri negara gagal, di antaranya angka kriminal dan kekerasan tinggi; korupsi meraja lela; miskinnya opini publik; serta tingginya suasana ketidakpastian (Meuthia Ganie-Rochman, Kompas, 4 Jan’08). Bersandar pada hal ini maka peran pemudalah untuk membuktikan bahwa sebutan tersebut tidak ada lagi. Penanaman watak untuk berlaku menjunjung kebenaran, jujur, aspiratif dan melakukan kontrol sosial yang ketat kepada pemerintah bisa dimulai dari organisasi-organisasi kepemudaan.
Tidak ada satu negara pun yang mau dianggap sebagai negara gagal. Apalagi indonesia. Namun anehnya perubahan signifikan belum dilakukan untuk mengubah stigma ini. Tugas pemuda terhadap kepeduliannya terhadap bangsa bisa dilakukan dengan upaya-upaya konkrit sebagai berikut:
1. Aktif terlibat dalam kegiatan positif masyarakat baik RT maupun RW
2. Melakukan kunjungan pengabdian ke daerah tertinggal Indonesia
3. Melatih organisasi untuk menyiapkan diri sebagai pemimpin
4. Membuka wawasan kenusantaraan demi menanamkan cinta bangsa
5. Kritisisasi pemerintah lewat media dan gerakan
Dengan lima hal di atas bisa menjadi pemicu bagaimana pemuda merasa memiliki bangsa sekaligus terpacu untuk memimpin bangsanya menuju kemajuan.
Dengan menyadari pemuda akan peran besarnya, dengan mengetahui bahwa pemuda adalah pemimpin serta dengan sadar bahwa bangsanya sedang bermasalah maka sudah sepantasnya pemuda bangun untuk membuktikan bahwa kepemimpinan muda memang ada untuk mengusung satu kata perubahan. Ya, perubahan untuk menuju Indonesia yang adil dan makmur.
I want to fill my life to fulfill these following goals :
Ø Vision :
To become a potential leader of the Republic of Indonesia
Ø Mission :
To manifest and realize my inner potential to serve to others
Ø Values :
JOSS (Jujur, Optimis, Semangat, Simpatik)
Honest, Optimistic, Motivated, and Sympathetic
I am well experienced in participating as a public speaker in various events. I have served as a speaker, as a motivator, and as a Master of Ceremony (MC) during seminars, campus forums, educational institutions (elementary-highschool level), as well as non-formal events.
I am experienced as a project coordinator with more than 200 people. I am also able to organize event local and national.
2. 2005:Founder and advisor of Paguyuban Daerah ASUI (ArekSuroboyo Universitas Indonesia)
Project Officer Maker (Malam Kekerabatan) FEUI
Dhuafa Republika)
Project Officer Etos National Gathering (involving 11 National Universities : UI, IPB, ITB, UNDIP, UNPAD, UNAIR, UNBRAW, UNHAS, UNAND, UGM, and ITS)
Faculty of Economics Universitas Indonesia
National Coordinator CABE (Corps Alumni Beastudi Etos) in 11 National Universities
Candidate for the President of BEM (“House of Representatives” for Students) in University of Indonesia
1. Speaker as the President of BEM Etos Dompet Dhuafa Republika with Sandrina Malakiano in Jentera, JakTV, televised in February 2006.
Theater Risalah Smala
Paskibra “PAS-Q V”
Theater of Culture FEUI
Departement Strategic Evaluation SENAT FEUI
Local Organiozation ASUI (Arek Suriboyo UI)
Social-Political Division Student Senat FEUI
Corps Alumni Beastudi Etos (CABE)
IKASMANCA (Ikatan Alumni SMA 5 Surabaya) Jakarta
Amil Zakat Organization, AZIS SALAM UI
Training Organization, I Leader (I-LEAD)
Scout Counselor in SMP 3 Surabaya
from elementary to college level
Agent Personal Seller Agenda UI (highest sales),
campus newsletter BOE (Badan Otonom Ekonomika)
Teacher for the Super Intensive Program, Ki Dalang Education
![]() |
Full Name : Akhmad Basori
University/Major : FEUI / Economics
Semester/GPA : 8 (eight) / 3,21 (from a scale of 1 to 4)
Sex : Male
Place, Date of Birth : Surabaya, May 25, 1986
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Height, Weight : 168 cm, 55 kg
Health : Perfect
Religion : Moslem
Dorm Address : Griya Arista No. 24
Juragan Sinda 2 RT 04 RW 01 ,Kukusan,Beji
Depok 16425
Home Address : Jl. Kedondong Kidul 1/32 B
RT 06 RW 06 Kel. Tegalsari Kec. Tegalsari
Surabaya 60262
Mobile phone : 0856 1578 136 / 021 9448 1782
Email : basoriasyik@gmail.com
Idol : Ir. Soekarno (first president of the RI)
Hobbies : poetry, theater, reading, volunteering
Ambitions : trainer, Mayor of Surabaya, President RI
Motto : Vivere Pericoloso (Favor Chances the Bold)
Bangkit Indonesia Go!, BANGkit dunia (BIG BANG)
“tiadalah malam tanpa ada akhirnya,
tiadalah malam tanpa dijumpa senja esoknya”
SALAM KEBANGKITAN!
Adalah suatu tugas yang terhormat dan mulia bagi saya bisa turut sumbangsih memberikan pena sejarah pengukir tinta emas harapan bagi suatu bangsa besar Indonesia dalam menancapkan tonggak prasasti dekade KEBANGKITAN NASIONAL untuk membuktikan memang kita layak dan pantas menjadi MERCUSUAR DUNIA.
“Indonesia Raya, Merdeka! Merdeka!, Tanahku, Negriku yang KUCINTA”. Itulah lagu kebangsaan kita yang dengan penuh keyakinan harus ditunjukkan sebagai bentuk kebanggaan sebagi anak Ibu Pertiwi yang dikarunia sederet anugerah : Zamrud Katulistiwa, Paru-Paru Dunia, Nusantara, gemah ripah loh jinawi, dsb-nya yang merupakan pemberian Ilahi yang harus disyukuri. Kalau kita tidak BANGGA lalu siapa lagi?
Kebangkitan adalah satu makna untuk menunjukkan siapa kita setelah luruh. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang terpenting adalah seberapa kuat untuk tetap bangkit dan bangun dari jatuh. Semenjak balita usia negeri kita,di Era Soekarno, kita pernah mengguncang dunia dengan KAA, GNB, Trikora, dan Dwikora. Di zaman Orba pernah swasembada pangan, mendapat julukan “macan asia” bahkan pertumbuhan ekonomi mencapai zaman keemasannya. Era Reformasi pun tak turut ketinggalan, dengan demokrasinya yang malah lebih demokrat dari negara-negara yang mangaku kampium demokrasi. Siapapun berhak menjadi pemimpin lewat kemerdekaan politiknya sekarang ini. Lalu apa lagi yang mau kita ukir di sejarah masa depan nanti?
Penderitaan yang cukup melelahkan pun kita sudah kenyang. Mulai dari inflasi sampai 600% era ekonomi terpimpin, gejolak represif dan intimidatif semasa Soeharto, bahkan sampai ketidakstabilan yang akut di era reformasi ini telah dan sedang kita lalui. Malah bangsa ini menjadi bangsa yang kebal dengan penderitaan. Namun yang pasti satu harta berharga yang selalu kita miliki adalah semangat dan harapan untuk tetap maju dan terus berkembang.
Golongan optimistis yang memutuskan terus menjunjung api sucinya -feu sacre- nya menyala-nyala untuk suatu perubahan akan membuat golongan pesimistis yang hanya bertopang dagu mengangkat topi simpati. Hukum perubahan akan membuktikan dirinya bahwa sesuatu yang siap dan benar-benar bangkit akan mampu mengalahkan rintangan-halangan yang melingkupinya untuk menuju cita-cita yang hakiki nan mulia.
Kalau Sriwijaya bisa menjadi pusat dunia agama Budha saat itu, Begitu juga Majapahit dengan pusat dunia agama Hindu-nya. Maka tidak heran kelak dengan berpijak di bumi Indonesia yang sama maka Bangsa ini akan menjadi pusat Kebangkitan Islam Dunia dengan pancaran cahayanya di ufuk Timur Nusantara.
Masih terngiang pidato Soekarno di hadapan ultah 10 tahun KAA (1965) saat menggemakan :
Di timur mulai bercahaya In the east, the sun is beginning to shine
Bangun dan berdiri, kawan semua! A rise and stand up, comrades all!
Bahkan yang lebih membahana, 30 September 1960 di depan seluruh perwakilan bangsa dunia, PBB, Indonesia lewat pemimpin berkaliber dunianya menyeru To Build To World A New, Membangun Tata Dunia Baru. Maka sekarang pun kita harus pula berani berteriak untuk mengubah dunia dengan perubahan Indonesia lewat kekuatan kita. Membangun dunia yang lebih damai, adil dan makmur sesuai dengan cita-cita Islam juga. Jangan sampai keberanian kita kalah dengan keberanian bapak-bapak founding father kita.
Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Cita-citanya pun harus besar. Soul-nya juga berjiwa besar. Kalaupun gagal, janganlah takut melakukan kegagalan besar karena berarti kita juga telah berani bertindak besar. Apalagi Tuhan kita adalah Dzat Yang Maha Besar, dan karuniaNya kepada bangsa ini lewat SDA-SDM-nya ini juga Luar Biasa Besar, maka sepantasnyalah di era kebangkitan ini kita mulai dengan perubahan besar diawali dengan merasa dan percaya diri dengan harga diri yang besar.
Selanjutnya bentuk syukur ini diejawantahkan dengan tiada lain tiada bukan melalui berjuang, berjuang dan berjuang dengan semangat besar pula. Dulu, kini dan nanti pun kita harus terus merasa besar. “Tidak ada yang mampu mengerdilkan jiwa bangsa ini selain bangsa itu sendiri yang merasa dirinya kerdil.”
BIG BANG (Bangkit Indonesia Go! BANGkit dunia) yang merupakan ledakan besar kita start di Kebangkitan Nasional Indonesia 2008 dan dipelopori oleh putra-putra bangsa yang mulai memilih dirinya untuk menjadi orang-orang besar, yang berpikir besar, bertindak besar dan memang layak untuk memangku dan menjalankan negara besar Indonesia.
Yakinlah bahwa kejayaan bangsa ini seperti matahari yang akan terbit bukan karena ayam berkokok, tapi karena matahari terbitlah yang membuat ayam-ayam berkokok. Zaman ini adalah zaman terbit, zaman bangkit yang tidak disebabkan oleh orang-orang yang terpanggil untuk bangkit tapi karena ini adalah zaman kebangkitan maka sudah selayaknya kita semua bangun dan bangkit untuk mengisinya dengan kontribusi kita masing-masing yang akan membuat geger dunia lewat perubahan yang kita hampar.
Terakhir, mari kita renungkan ayat ini :
“Allah telah Menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh Menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah Menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan Meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia Ridhoi. Dan Dia benar-benar Mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatupun…”(an-Nur : 55)
SALAM DAHSYAT!
Bung Basori E.S.T (Ekonospiritultrainer)
Motivator JOSS (Jujur Optimis Semangat Simpatik) dari FEUI